Thursday, April 3, 2014

Akhirnya Papua Resmi Ditunjuk Sebagai Tuan Rumah PON XX Tahun 2020

Foto : Atlit Angkat Besi Wanita Indonesia asal Papua Lisa Rumbewas (http://uwlyve.files.wordpress.com/2010/03/lisa1.jpg)

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memastikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020. Pengajuan sebagai tuan rumah diikuti sebanyak enam tempat, yakni Aceh, Sumatra Utara, Jawa Tengah, Makassar, Bali dan Papua. Papua kemudian terpilih dengan 66 suara, sedangkan Bali dan Aceh mendapatkan 46 suara.

Dengan terpilihnya Papua sebagai tuan rumah PON XX, sepertinya pemerintah mulai sadar akan pentingnya pemerataan pembangunan, juga di bidang Olah Raga. Dari 18 PON yang telah dilaksanakan, 13 diantaranya dilaksanakan di Pulau Jawa dan 8 diantaranya adalah di Jakarta. 3 kali di Pulau sumatera yaitu Medan, Palembang dan Riau, satu kali di Sulawesi yaitu di Makassar dan satu kali di Kalimantan yaitu di Samarinda. Perhelatan PON XIX kembali akan dilaksanakan di Bandung pada tahun 2016 nanti, sedangkan untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia melalui Menpora menunjuk Papua sebagai tuan rumah PON XX tahun 2020.

Entah bermuatan politis atau tidak, ditunjuknya Papua sebagai tuan rumah PON 6 tahun mendatang tentu merupakan kabar gembira bagi kami masyarakat Papua. Papua harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menunjukan bahwa Papua adalah ladang atlet terbaik yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain infrastruktur yang digadang-gadang membutuhhkan dana sekitar 9 T dan rencananya akan dibantu pihak swasta, Papua juga harus mempersiapkan atlit-atlit terbaiknya sedini mungkin yang dipersiapkan untuk membangkitkan kejayaan olah-raga Papua bukan hanya di cabang sepakbola saja.


Olahraga yang sifatnya mengandalkan kekuatan dan ketahanan fisik yang dipadu dengan pembinaan yang baik, tentu akan menghasilkan atlit-atlit yang baik pula. Hal ini seperti dilakukan di negara-negara maju, sebagai contoh di amerika serikat yang atlit-atlit terbaiknya banyak berasal dari etnis afrika (afro-amerika) yang memang memiliki genetis / serat otot dan tulang yang lebih kuat. Pembinaan atlit-atlit amerika ini dengan baik membawa kejayaan olah-raga amerika hingga saai ini, bahkan dahulu pada perhelatan pesta olahraga di Jerman, Hitler dibuat kesal karena atlit terbaiknya untuk pertama kalinya di kalahkan orang amerika (afro-amerika) pada cabang atletik.

Sejauh ini atlit-atlit Papua hanya mengandalkan bakat alam, tanpa ada pembinaan atau penerapan sport science yang memadai. Belum lagi infrastruktur yang masih jauh dari harapan. Penunjukan Papua sebagai tuan rumah PON XX bisa menjadi titik awal kebangkitan Olah-Raga di Papua yang juga diharapkan dapat membawa kejayaan bagi olah-raga Indonesia di kemudian hari, seperti yang pernah dan sedang terjadi amerika.

Perhelatan pesta olahraga akbar ini sejatinya akan membawa dampak pembangunan infrastruktur yang memadai, terutama infrastruktur olah-raga yang selama ini masih jauh tertinggal dari kota-kota lain di Indonesia. Mudah-mudahan Indonesia tidak setengah hati menunjuk Papua sebagai tuan rumah PON 2020 dan benar-benar membantu dan mengawasi "anak baru" yang ingin juga menjadi tuan rumah yang baik. Mudah-mudahan dana besar untuk penyelenggaraan PON bagi Papua tidak "lari" ke kantong-kantong pribadi seperti yang pernah terjadi pada PON sebelumnya di Riau.

Seluruh pemangku jabatan, pemegang kepentingan dan pelaksana program diharapkan bahu membahu menyukseskan persiapan PON mendatang. Pemerintah pusat sebagai pemegang kekuasaan diharapkan tidak lempar handuk setelah menunjuk Papua sebagai tuan rumah PON XX, tetapi ikut menuntun dan mengawasi persiapannya.



R. Bonay
Muenster in Westfalen, 03.04.2014

No comments:

Post a Comment