Thursday, May 29, 2014

Pilihan Sulit Tapi Pasti Di Pilpres 2014?

Pada Pemilu Presiden mendatang, masyarakat hanya di perhadapkan oleh dua pilihan. Peluang kedua capres menjadi 50:50 untuk terpilih menjadi pemimpin negri ini 5 tahun kedepan. Jokowi dan Prabowo, hanya 2 calon Presiden kita. Siapakah yang akan saya pilih? Siapa yang akan membawa perubahan positif bagi negri ini? atau setidaknya siapakah yang bisa membawa perubahan positiv yang setidaknya bisa saya rasakan di sekitar saya?

Pada tahun 2009 lalu, Prabowo pernah maju menjadi cawapres dari Ibu Mega. Puji Tuhan mereka tidak terpilih dan akhirnya kalah dengan pasangan SBY-Budiono. Tahun ini Pak Prabowo maju lagi bukan sebagai cawapres, tetapi sebagai Calon Presiden.

Beberapa waktu belakangan, masyarakat punya idola baru yang terkenal dengan blusukan dan ciri khas kerendahhatiannya. Setidaknya itulah yang kita lihat di TV. Pak Joko Widodo atau Pak Jokowi, berangkat dari keberhasilannya memimpin solo, terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta dan saat ini naik kelas menjadi Capres dan bukan tidak mungkin akan menjadi pemimpin kita.

Ditengah media yang tidak lagi netral dalam pemilu. Apakah saya hanya mengandalkan feeling untuk pilpres nanti? Sebagai orang Papua, tentu saya akan memilih Capres yang akan membawa perubahan positiv bagi daerah saya. Setidaknya yang saya damba-dambakan adalah tercapainya kedamaian, pendidikan yang lebih diperhatikan dan kesejahteraan. Tentu hal-hal tersebut adalah dambaan seluruh pihak. Yang perlu di-soroti adalah tercapainya kedamaian di bumi cenderawasih dan keadilan bagi masyarakat Papua.


Jokowi diusung PDI-P dengan Ibu Mega sebagai ketua umumnya. Jokowi disebut-sebut akan disetir oleh Ibu Mega. Kalaupun ia tidak disetir, setidaknya kebijakan-kebijakan Jokowi jika terpilih nanti pasti akan dipengaruhi oleh partai yang mengusungnya. Sebagai orang jawa yang santun tentu Jokowi tau bagaimana berterima kasih. Pada tahun 2001 Presiden Megawati-lah yang memberikan Otonomi Khusus pada Papua setelah penantian bertahun-tahun. Tetapi pada jaman Ibu Mega juga, seorang tokoh Papua, Theys Eluay di bunuh oleh Kopassus (dulu disebut Kopasshanda), Kopassus kemudian "diharamkan" oleh orang Papua. Ibu Mega juga yang pertama kali berhasil mengadakan pemilu presiden secara langsung, walaupun Ia kemudian kalah dengan mantan menterinya Pak SBY.

Prabowo yang terlihat lebih gagah dan tegas dari Jokowi, adalah mantan "Dewa" dari Kopassus. Ia mantan Komandan Kopasshanda, komandan Kopassus, panglima Kostrad dan berbagai prestasi luar biasa sebagai seorang Prajurit. Menjadi penguasa prajurit, Ia kemudian menjadi pengusaha dan memiliki beberapa perusahaan besar dan disebut-sebut menguasai lahan yang sangat luas. 

Peristiwa kerusuhan 1998, penculikan dan pembunuhan beberapa aktivis, diyakini berhubungan dengan Prabowo, hal tersebut menurut rekomendasi DPR dan Komnas HAM saat itu. Walau mengelak, tetapi ia lari ke Yordania dan juga mengelak ketika dipanggil Komnas HAM. Ia juga pernah dipecat Presiden Habibie karena dipercayai akan memprakarsai kudeta.

Kopassus, culik-menculik dan bunuh-membunuh. Setidaknya hal itu membuat saya berkuputusan untuk tidak memilih Pak Prabowo dan lebih mendukung Pak Jokowi. Dari Walikota, ke Gubernur, kemudian ke Presiden, sebuah peningkatan karir yang layak. Langkah pak Jokowi yang mengakhiri kampanye Presidennya di Papua mudah-mudahan akan memberi angin segar bagi masyarakat Papua ketika beliau terpilih jadi Presiden nanti. Seperti janjinya, Ia akan menyelesaikan masalah di Papua dengan Hati. ya itu yang kami perlukan, seorang pemimpin yang memimpin dengan hati. 

Militer kita memang tegas dan keras, tetapi sayangnya tegas dan keras kepada rakyat sendiri, tetapi lembek dengan kepentingan asing dan pemilik modal, apalagi kalau sudah berurusan dengan proyek pengamanan dengan imbalan "dollar" untuk para petinggi prajurit. Seperti yang terjadi di PT. Freeport, beberapa perusahaan kelapa sawit, dll. 

Kekerasan hanya membawa kebencian, pendekatan tegas dan keras oleh militer bertahun-tahun di Papua terbukti tidak berhasil dan hanya menumpuk kebencian orang Papua terhadap mereka, hal ini yang kemudian disadari oleh pemerintahan Pak SBY. Untuk itu, saya sebagai putra Papua, menyatakan mendukung Pak Jokowi dan Jusuf Kalla untuk menjadi Presiden Indonesia selanjutnya.

daftar riwayat hidup : Jokowi ; Prabowo



Penembakan di Puncak Jaya Papua 2013 ( sumber gambar: http://kinisiusyo.blogspot.de/)

No comments:

Post a Comment