Friday, November 12, 2010

Aku Juga Bisa

Dunia tidak mengenalku, mereka jarang mendengar tentang keberadaanku, bahkan jika aku memperkenalkan diriku, mereka seakan tidak percaya bahwa aku adalah salah satu bagian dari mereka. Memang benar aku berbeda dari saudara-saudaraku bahkan sangat berbeda, aku hitam, rambutku keriting. Mereka sering menyebut aku terbelakang yang kadang membuat aku menjadi rendah hati, memang aku tidak seperti mereka yang mungkin lebih berpendidikan dariku, aku rasa mereka tidak lebih pintar dariku, hanya saja mereka punya kesempatan dan belajar duluan dariku, sedangkan aku, kemauan aku punya tetapi aku terhalang oleh kemampuanku yang terbatas, ah.. andai sang ayah memperhatikanku dan tidak memperhatikan mereka saja, mungkin karena aku berbeda, apa aku ini anak tiri?

namaku Papua, sekarang aku adalah anak termuda setelah saudaraku bungsuku pergi meninggalkan keluarga kami, tetapi aku tidak dimanja selayaknya anak bungsu yang selalu di manja, ayahku sangat sibuk dan berada sangat jauh dariku, ia berada lebih dekat ke saudara tuaku, bahkan saudara tuaku sudah sangat maju di banding aku, aku bangga dengannya sebagai kebanggan terhadap keluarga tetapi terkadang aku iri padanya, aku juga ingin sepertinya, "ayah berikanlah aku kesempatan!".

Tuesday, May 11, 2010

Krisis Moneter yang menyenangkan

kita semua pasti ingat krisis moneter yang terjad tahun 1997-1998, krisis yang melanda banyak negara-negara asia termasuk indonesia.
waktu tu IMF datang dengan paket bantuan 23 milyar dolar kepada indonesia, tapi rupiah jatuh lebih dalam lagi karena ketakutan dari hutang perusahaan, penjualan rupiah, permintaan dolar yang kuat. Rupiah dan Bursa Saham Jakarta menyentuh titik terendah pada bulan Septemer. Inflasi rupiah dan peningkatan besar harga bahan makanan menimbulkan kekacauan di negara ini. Pada Februari 1998, Presiden Suharto memecat Gubernur Bank Indonesia, tapi ini tidak cukup. Suharto dipaksa mundur pada pertengahan 1998 dan B.J. Habibie menjadi presiden.

bagi saya yang waktu itu kira-kira berumur 11 tahun, krisis moneter atau tidak sama saja, tetapi ada pengalaman menarik yang saya ingat sewaktu krismon tahun 1998. Waktu itu tentu saja harga bahan makanan melambung tinggi, tetapi malahan sewaktu krismon saya merasa mempunyai banyak uang dan kesusahan sepertinya tidak saya rasakan (mungkin karena sudah sering susah :D). negatifnya, sewaktu itu sekolah terasa hanya membuang buang waktu saja (walau begitu sekolah tetap nomor satu), sepulang sekolah tanpa basa-basi langsung berlari secepat kilat kerumah, mengganti pakaian sekolah dengan pakaian kotor (atau pakaian sobek yang sudah tidak terpakai lagi), mengambil wajan penggorengan di dapur (tanpa ijin), dan langsung menuju lokasi. waktu itu ada musim baru di jayapura Papua, musim DULANG EMAS.

Kalau di eropa dikenal beberapa musim seperti musim panas, musim dingin, musim semi dan musim gugur. bagi kami anak-anak papua, kalau ditanya musim, jawaban kami seperti: musim kelereng, musim karet, musim layangan atau musim bomba(kartu bergambar), permainan yang sedang trend pada waktu itu. permainan kami akan berganti setiap kira-kira 2 bulan tergantung musim dan setiap tahun berulang, saya tidak mengerti pasti siapa yang mengaturnya yang jelas jika terlihat ada layangan terbang, atau ada yang bermain kelereng berarti musim permainan itu telah tiba dan hampir di sebagian besar wilayah pasti bermain permainan yang sama. tentu ada juga musim buah : seperti musim matoa, musim rambutan, musim mangga dsb. kalau musim buah tiba artinya waktunya ke pasar untuk mencicipi (tidak membeli), dari ujung pasar yang satu mencicip sampai keluar diujung yang lain dengan kenyang dan hati gembira tanpa keluar seratus rupiah pun :D (achtung! jangan ditiru).

Monday, April 26, 2010

Jadi Tuan di Negri Sendiri

Masih ingat tragedi d batam? tragedi yang terjadi yang saya baca di media akibat pelecehan terhadap para pekerja indonesia, para pekerja yang tidak terima dilecehkan kemudian membela harga diri mereka seperti membela harga diri bangsa, tentu saja mereka tidak terima dlecehkan di tanah air mereka sendiri.

di stasiun tv malaysia pernah dtayangkan mengenai para TKI yang mencari nafkah di sana, ada pepatah yang dikatakan reporter malaysia dan di kenakan pada TKI, "Hujan emas di negri orang, hujan batu di negri sendiri". itulah yang mungkin terjadi.
kasus pelecehan tenaga kerja asing kepada warga lokal mungkin cuma terjadi di indonesia, atau bisa dikatakan kemungkinan cuma terjadi terhadap warga indonesia. kalau pekerja lokal melecehkan para pekerja asing, saya rasa itu sudah biasa dan sering terjadi terhadap TKI kita di malaysia atau timur tengah.

Monday, April 12, 2010

Bangsa Pribumi Berjuang Selama 60 Tahun di PBB

Pada tahun 1923, Kepala Suku Deskaveh pemimpim Suku Indian dari Kanada melakukan perjalanan ke Geneva Liga Bangsa Bangsa untuk memohon pengakuan hak-hak adat. Pengajuan itu dilakukan sejak Liga Bangsa bangsa sampai PBB baru berbuah hasil 1982. Perjuangan baru mendapat pengakuan 60 tahun kemudian.

Bukan suku Indian saja yang berjuang tetapi suku Maori di Selandia Baru juga berjuang sejak 1840 memprotes Perjanjian Waitani (Treaty of Waitangi). Kepala Suku Maori TW Ratana melakukan perjalanan ke London dengan rombongan besar dari Selandia Baru melakukan Petisi kepada Raja George tentang hak-hak tanah di Selandia Baru. Dia juga mengirimkan delegasi ke Geneva pada 1925 untuk membicarakan hak-hak masyarakat adat suku bangsa Maori. Memang hasil dari perjuangan itu ditolak. Baik Raja George dari Inggris dan Liga Bangsa Bangsa menolak tetapi tidak memupus semangat bangsa bangsa pribumi untuk memperjuangkan hak menentukan nasib sendiri.
Bagaimana dengan suku-suku bangsa pribumi di tanah yang secara perlahan dan pasti telah kehilangan tanah tanah adat atas nama pembangunan dan transmigrasi.

Penerapan Hukum Rimba oleh Bangsa yang Beradab

Penerapan Hukum Rimba oleh Bangsa yang Beradab



Laporan pemerintah Australia “Overcoming Indigenous Disadvantage” yang diterbitkan Kamis (2/7) memperlihatkan bahwa kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat suku asli Australia (Aborigin) sangat memprihatinkan, mereka boleh dibilang adalah warga paling miskin dan mengenaskan di Australia yang diyakini merupakan tanah leluhur mereka. Saya mengira-ngira bahwa kebudayaan dan identitas mereka akan semakin luntur dan suatu saat akan punah selamanya. 


Valcoff Presiden Cekoslovakia mengatakan bahwa untuk menghancurkan suatu bangsa maka kebudayannya dulu yang pertama kali di hancurkan. Saya tidak sepenuhnya yakin dengan perkataan Presiden Ceko tersebut, kebudayaan tentu harus dilestarikan sebagai identitas suatu bangsa, tetapi bangsa yang kebudayaannya hilang atau terpengaruh dengan budaya asing belum tentu akan hancur, tentu Pak Valcoff punya alasan tertentu ketika mengatakan hal tersebut, dia seorang pemimpin Negara, tentu dia punya dasar dalam mengeluarkan kata-kata seperti itu.

Saya beberapa kali membaca berita di Indonesia mengenai eksploitasi kekayaan alam suatu daerah dan dampaknya pada masyarakat lokal, seperti eksploitasi hutan di Kalimantan dan dampaknya pada kebudayaan suku Dayak, eksploitasi Hutan di Papua Barat dan dampaknya pada kehidupan masyarakat Moi, eksploitasi tambang emas dan tembaga di Papua dan efeknya terhadap kerusakan hutan dan manusia Papua yang hidup disekitarnya, dan masih banyak lagi kasus-kasus yang mungkin bukan saja terjadi di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.