Monday, April 26, 2010

Jadi Tuan di Negri Sendiri

Masih ingat tragedi d batam? tragedi yang terjadi yang saya baca di media akibat pelecehan terhadap para pekerja indonesia, para pekerja yang tidak terima dilecehkan kemudian membela harga diri mereka seperti membela harga diri bangsa, tentu saja mereka tidak terima dlecehkan di tanah air mereka sendiri.

di stasiun tv malaysia pernah dtayangkan mengenai para TKI yang mencari nafkah di sana, ada pepatah yang dikatakan reporter malaysia dan di kenakan pada TKI, "Hujan emas di negri orang, hujan batu di negri sendiri". itulah yang mungkin terjadi.
kasus pelecehan tenaga kerja asing kepada warga lokal mungkin cuma terjadi di indonesia, atau bisa dikatakan kemungkinan cuma terjadi terhadap warga indonesia. kalau pekerja lokal melecehkan para pekerja asing, saya rasa itu sudah biasa dan sering terjadi terhadap TKI kita di malaysia atau timur tengah.

Monday, April 12, 2010

Bangsa Pribumi Berjuang Selama 60 Tahun di PBB

Pada tahun 1923, Kepala Suku Deskaveh pemimpim Suku Indian dari Kanada melakukan perjalanan ke Geneva Liga Bangsa Bangsa untuk memohon pengakuan hak-hak adat. Pengajuan itu dilakukan sejak Liga Bangsa bangsa sampai PBB baru berbuah hasil 1982. Perjuangan baru mendapat pengakuan 60 tahun kemudian.

Bukan suku Indian saja yang berjuang tetapi suku Maori di Selandia Baru juga berjuang sejak 1840 memprotes Perjanjian Waitani (Treaty of Waitangi). Kepala Suku Maori TW Ratana melakukan perjalanan ke London dengan rombongan besar dari Selandia Baru melakukan Petisi kepada Raja George tentang hak-hak tanah di Selandia Baru. Dia juga mengirimkan delegasi ke Geneva pada 1925 untuk membicarakan hak-hak masyarakat adat suku bangsa Maori. Memang hasil dari perjuangan itu ditolak. Baik Raja George dari Inggris dan Liga Bangsa Bangsa menolak tetapi tidak memupus semangat bangsa bangsa pribumi untuk memperjuangkan hak menentukan nasib sendiri.
Bagaimana dengan suku-suku bangsa pribumi di tanah yang secara perlahan dan pasti telah kehilangan tanah tanah adat atas nama pembangunan dan transmigrasi.

Penerapan Hukum Rimba oleh Bangsa yang Beradab

Penerapan Hukum Rimba oleh Bangsa yang Beradab



Laporan pemerintah Australia “Overcoming Indigenous Disadvantage” yang diterbitkan Kamis (2/7) memperlihatkan bahwa kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat suku asli Australia (Aborigin) sangat memprihatinkan, mereka boleh dibilang adalah warga paling miskin dan mengenaskan di Australia yang diyakini merupakan tanah leluhur mereka. Saya mengira-ngira bahwa kebudayaan dan identitas mereka akan semakin luntur dan suatu saat akan punah selamanya. 


Valcoff Presiden Cekoslovakia mengatakan bahwa untuk menghancurkan suatu bangsa maka kebudayannya dulu yang pertama kali di hancurkan. Saya tidak sepenuhnya yakin dengan perkataan Presiden Ceko tersebut, kebudayaan tentu harus dilestarikan sebagai identitas suatu bangsa, tetapi bangsa yang kebudayaannya hilang atau terpengaruh dengan budaya asing belum tentu akan hancur, tentu Pak Valcoff punya alasan tertentu ketika mengatakan hal tersebut, dia seorang pemimpin Negara, tentu dia punya dasar dalam mengeluarkan kata-kata seperti itu.

Saya beberapa kali membaca berita di Indonesia mengenai eksploitasi kekayaan alam suatu daerah dan dampaknya pada masyarakat lokal, seperti eksploitasi hutan di Kalimantan dan dampaknya pada kebudayaan suku Dayak, eksploitasi Hutan di Papua Barat dan dampaknya pada kehidupan masyarakat Moi, eksploitasi tambang emas dan tembaga di Papua dan efeknya terhadap kerusakan hutan dan manusia Papua yang hidup disekitarnya, dan masih banyak lagi kasus-kasus yang mungkin bukan saja terjadi di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.