Sepakbola modern menjadi Industri besar yang saat ini didominasi oleh tim-tim sepakbola dari benua biru atau benua eropa. Penghasilan tim sepakbola di eropa bisa mencapai trilyunan rupiah, bahkan gaji seorang pemain dapat mencapai milyaran rupiah se-pekan. Kemajuan sepakbola eropa merupakan sebuah proses panjang, sepakbola di negara-negara eropa telah berkembang dan berproses lebih dari ratusan tahun. Sebuah club sepakbola di Inggris seperti Arsenal, Manchester United dsb. bahkan sudah berdiri lebih dari 100 tahun yang lalu.
PSSI baru berdiri pada tahun 1930, club sepakbola seperti Persipura Jayapura yang kini merajai Sepakbola Indonesia berdiri pada tahun 1963. Indonesia yang memiliki jumalh penduduk hampir 250 juta jiwa adalah negara yang memiliki animo besar terhadap sepakbola. Ada tiga golongan pecinta sepakbola yaitu pecinta sepakbola dalam negri (Liga Profesional Indonesia seperti ISL), pecinta sepakbola mancanegara (Liga Inggris, La Liga, Liga Itali, dsb) dan pecinta sepakbola dalam negri dan mancanegara (Liga Sepakbola manapun).
Ada juga yang hanya "ikut rame" atau ikut trend, ciri-cirinya adalah tidak konsisten mendukung sebuah tim, entah itu tim nasional suatu negara ataupun club sepakbola tertentu. Mencermati pecinta sepakbola, sama seperti mencermati sifat/perilaku warga negara tersebut. Sifat nasionalisme dapat tercermin dari Sepakbola, seperti sikap supporter, menajemen ,pengelola dan semua yang berkecimpung di dunia sepakbola Indonesia.
Kemajuan sepakbola Indonesia perlu campur tangan semua pihak. namun yang saya amati, beberapa pihak yang berkecimpung di dunia sepakbola hanyalah mencari keuntungan sebesar-besarnya atau mempunyai kepentingan pribadi atau golongan tanpa memperdulikan kemajuan sepakbola Indonesia itu sendiri. Sebagai contoh adalah siaran sepakbola Indonesia yang tidak merata di seluruh wilayah Indonesia, pemegang hak siar menayangkan siaran sepakbola seenaknya tanpa memperdulikan prestasi, yang disiarkan secara live hanyalah sebuah tim yang memiliki banyak pendukung (pasar) walau tim tersebut minim prestasi. Hal ini dapat menyebabkan kemunduran, sebab persaingan untuk memperoleh prestasi akan surut jika tidak mendapat pengakuan atau tidak dihargai, sebaliknya penghargaan dengan memberikan siaran langsung kepada tim yang berprestasi, dapat memicu club-club di Indonesia untuk berlomba-lomba memperoleh prestasi.
Selain itu pemegang kekuasaan sepakbola juga harus menghindarkan diri dari pengaruh kelompok/organisasi tertentu, PSSI seharusnya memberikan peraturan sebagai syarat kepada TV pemenang hak siar ISL untuk juga memperhitungkan siaran langsung yang merata ke seluruh wilayah Indonesia (juga ke Papua) dan memprioritaskan laga-laga penting, seperti laga tim berprestasi (pemuncak klasemen) dan laga penting lainnya seperti laga mempertahankan rekor dan lain sebagainya, bukan hanya menyiarkan laga tim itu-itu saja.
Pada kenyataannya PSSI sepertinya mau tidak mau harus memberikan hak siar kepada TV tertentu saja yang sepertinya memiliki kepentingan lain diluar perkembangan Sepakbola, seperti kepentingan Politik dan bisnis kelompok tertentu. Efek dari pemberian hak siar ISL oleh PSSI kepada hanya kelompok tertentu/ stasiun TV tertentu saja, menyebabkan pemegang hak siar yang sudah pasti menjadi pemegang hak siar ISL, menyiarkan laga ISL seenaknya saja karena tidak memiliki kompetitor.
Bila kita amati, dualisme yang sempat terjadi sebenarnya memberikan efek positif terhadap sepakbola Indonesia. Kelompok tertentu yang merasa "menguasai" sepakbola Indonesia sepertinya kebakaran jenggot dengan hadirnya Liga Saingan, tetapi bagaimanapun juga suatu pondasi Sepakbola yang sudah berdiri puluhan tahun, betapa buruknya pondasi itu, tidak mudah untuk dihancurkan begitu saja. Saat dualisme muncul, PSSI dengan Liga-nya yang sudah berjalan lama, betapa buruknya pengelolaan Liga saat itu, seharusnya diperbaiki dan bukannya di bubarkan dan dimulai lagi dari nol. Hal ini yang membuat Liga Saingan (IPL) yang sempat muncul kini hampir pasti akan dibubarkan (liga indonesia akan disatukan) musim depan.
Kini Kelompok yang menguasai sepakbola seakan-akan sadar jika mereka tidak dapat seenaknya menguasai sepakbola untuk kepentingan mereka sendiri, masyarakat pecinta sepakbola yang akan menggulingkan mereka jika mereka tidak becus mengelola sepakbola. PSSI saat ini sudah menunjukan kemajuan dalam pengelolaan sepakbola, namum masih banyak hal yang harus diperbaiki dan kepentingan-kepentingan diluar perkembangan sepakbola hendaknya tidak lagi dibiarkan menggerogoti sepakbola Indonesia walaupun sepakbola-pun tidak terlepas dari aspek lain diluar olahraga.
Supporter yang nasionalis hendaknya mendukung kemajuan sepakbola Indonesia, mendukung sepakbola Indonesia seperti menjadi pecinta sepakbola yang memberikan kritikan yang membangun sebagai wujud kecintaan terhadap perkembangan sepakbola Indonesia. Kemajuan sepakbola Indonesia bukan hanya tanggung jawab pengurus saja. Keburukan yang masih terjadi di sepakbola Indonesia merupakan PR bagi pengurus yang perlu kita kritisi, namun dengan kritikan yang membangun, bukan dengan cemoh dan hinaan.
Sebagai orang Indonesia, kemajuan sepakbola Indonesia adalah kemajuan kita sendiri, animo sepakbola Indonesia yang besar merupakan modal baik bagi perkembangan Industri sepakbola di masa depan, bukan mustahil jika beberapa tahun kedepan Industri sepakbola Indonesia bisa berkembang seperti Sepakbola di benua biru.(sb/PF)
No comments:
Post a Comment