Monday, May 6, 2013

Tahun Emas, Papua Bangkit.

1 mei 2013, tepat 50 tahun yang lalu Papua secara resmi masuk ke dalam NKRI berdasarkan persetujuan dengan PBB. Saat ini Papua masih merupakan provinsi yang miskin di Indonesia di tengah kekayaan sumber daya alamnya. Miskin secara materi bagi saya merupakan hal yang memang masih sering kita jumpai di negri ini, tetapi miskin secara pendidikan, miskin pengakuan, miskin perhatian, miskin penghormatan, merupakan kemiskinan yang sesungguhnya. Kemiskinan-kemiskinan yang demikianlah yang menyebabkan orang Papua tidak merasa dirinya sebagai orang indonesia.

Bangsa Papua, harus diakui keberadaannya. Bangsa Papua telah bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), namun keberadaan bangsa Papua harus tetap dihormati, diakui dan dilestarikan. Bukankah negara kita terdiri dari berbagai suku dan bangsa, bangsa Aceh, Bangsa Maluku, Bangsa Papua, Bangsa Jawa, Bangsa Sunda, Bangsa Makassar, dll., yang kemudian bersatu dan disebut bangsa Indonesia, negara kita adalah negara politik yang kita pelajari disekolah, bukan negara berdasarkan bangsa, satu-satunya negara berdasarkan bangsa hanyalah Israel (Bangsa Israel=negara Israel). Negara kita adalah negara Demokrasi, setiap bangsa di negara ini harus dihormati keberadaannya agar tidak terjadi perpecahan, bukan hanya suatu suku/bangsa yang merupakan mayoritas di negri ini saja yang diperhatikan, dihormati, diakui dan diperlakukan dengan perlakuan-perlakuan istimewa lainnya. Suku/bangsa lain dinegri inipun perlu mendapat perlakuan yang sama.

Bangsa Papua sekian lama merasa tertindas di tanahnya, keberadaan orang asing (perusahan asing) yang dibeking oleh "orang asing" seperti aparat keamanan dari luar papua sangat meresahkan masyarakat asli bangsa Papua, kehidupan mereka yang baik-baik saja, tidak lebih baik ketika bangsa-bangsa asing ini datang ke tanah Papua membawa senjata dan mencuri kekayaan alamnya.Orang Papua harus diperlakukan selayaknya saudara kandung, selayaknya orang yang sama dengan yang lain walaupun secara fisik tidak sama, orang Papua harus dilakukan selayaknya sesama orang Papua.

50 tahun setelah 1963, kini masyarakat Papua tidak lagi terbelakang, kini masyarakat Papua tidak lagi bodoh, kini masyarakat Papua tidak lagi ditindas. 50 tahun papua dipelukan ibu pertiwi, kini Papua terus bangkit dan bangkit. Kebangkitan Papuan tidak terlepas dari perjuangan banyak pihak, perjuangan darah, airmata dan nyawa sekalipun telah banyak dikorbankan untuk negri ini. Mereka yang disebut Separatis atau mereka yang merupakan wakil pemerintah Indonesia, sama-sama berjuang untuk rakyat Papua,untuk kejayaan Papua di masa mendatang. Otonomi khusus dan perhatian khusus pemerintah adalah buah dari teriakan mereka, buah dari perjuangan mereka yang terus mengingatkan pemerintah bahwa Papua juga ingin sejahtera.

Kini gubernur Papua Lukas Enembe sedang berjuang agar diberikan kewenangan lebih oleh pemerintah pusat yang merupakan evaluasi dari otonomi khusus (otsus) yang disebutnya "otsus plus". Benny Wenda pun berjuang di inggris dengan membuka kantor perwakilan Papua Merdeka di Oxford, dua orang ini sebenarnya punya niat dan tujuan yang sama. Sama-sama ingin mensejahterakan rakyat Papua, agar diakui dan dihormati keberadaannya.

Bukan hanya kedua pemimpin tersebut, kebangkitan Papua juga adalah tanggung jawab kita bersama, masa depan Papua kini ada di pundak muda-mudi Papua, melalui Pendidikan, Seni, olahraga dan budaya kita sama-sama berjuang mengangkat harkat dan martabat orang Papua, kita sama-sama berjuang dengan elegan untuk Papua, agar Bangsa Papua juga diakui dan dihormati keberadaanya.

No comments:

Post a Comment