kita semua pasti ingat krisis moneter yang terjad tahun 1997-1998, krisis yang melanda banyak negara-negara asia termasuk indonesia.
waktu tu IMF datang dengan paket bantuan 23 milyar dolar kepada indonesia, tapi rupiah jatuh lebih dalam lagi karena ketakutan dari hutang perusahaan, penjualan rupiah, permintaan dolar yang kuat. Rupiah dan Bursa Saham Jakarta menyentuh titik terendah pada bulan Septemer. Inflasi rupiah dan peningkatan besar harga bahan makanan menimbulkan kekacauan di negara ini. Pada Februari 1998, Presiden Suharto memecat Gubernur Bank Indonesia, tapi ini tidak cukup. Suharto dipaksa mundur pada pertengahan 1998 dan B.J. Habibie menjadi presiden.
bagi saya yang waktu itu kira-kira berumur 11 tahun, krisis moneter atau tidak sama saja, tetapi ada pengalaman menarik yang saya ingat sewaktu krismon tahun 1998. Waktu itu tentu saja harga bahan makanan melambung tinggi, tetapi malahan sewaktu krismon saya merasa mempunyai banyak uang dan kesusahan sepertinya tidak saya rasakan (mungkin karena sudah sering susah :D). negatifnya, sewaktu itu sekolah terasa hanya membuang buang waktu saja (walau begitu sekolah tetap nomor satu), sepulang sekolah tanpa basa-basi langsung berlari secepat kilat kerumah, mengganti pakaian sekolah dengan pakaian kotor (atau pakaian sobek yang sudah tidak terpakai lagi), mengambil wajan penggorengan di dapur (tanpa ijin), dan langsung menuju lokasi. waktu itu ada musim baru di jayapura Papua, musim DULANG EMAS.
Kalau di eropa dikenal beberapa musim seperti musim panas, musim dingin, musim semi dan musim gugur. bagi kami anak-anak papua, kalau ditanya musim, jawaban kami seperti: musim kelereng, musim karet, musim layangan atau musim bomba(kartu bergambar), permainan yang sedang trend pada waktu itu. permainan kami akan berganti setiap kira-kira 2 bulan tergantung musim dan setiap tahun berulang, saya tidak mengerti pasti siapa yang mengaturnya yang jelas jika terlihat ada layangan terbang, atau ada yang bermain kelereng berarti musim permainan itu telah tiba dan hampir di sebagian besar wilayah pasti bermain permainan yang sama. tentu ada juga musim buah : seperti musim matoa, musim rambutan, musim mangga dsb. kalau musim buah tiba artinya waktunya ke pasar untuk mencicipi (tidak membeli), dari ujung pasar yang satu mencicip sampai keluar diujung yang lain dengan kenyang dan hati gembira tanpa keluar seratus rupiah pun :D (achtung! jangan ditiru).